Meningkatkan Minat Baca Anak Sejak Dini

Montessori dalam Seldin (2004:5) menyatakan bahwa pada rentang usia lahir – 6 tahun anak mengalami masa keemasan (golden age years) yang merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.

Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan (Montessori dalam Hainstock, 1999:12). Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa ini juga adalah masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan sosio emosional pada anak usia dini.

Tahap perkembangan kemampuan membaca

Perkembangan membaca anak berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Tahap fantasi (magical stage). Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku atau pun membawa buku kesukaannya
2. Tahap pembentukan konsep diri (Self Concept Stage). Pada tahap ini anak mulai memandang dirinya sebagai ‘pembaca’ di mana terlihat keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, berpura-pura membaca buku, memaknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa baku yang tidak sesuai dengan tulisan.
3. Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage).

       Pada tahap ini pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, dapat mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu, dan sudah mengenal abjad.

1. Tahap pengenalan bacaan (Take off Reader Stage).

Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponik, semantik, dan sintaksis). Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak susu, pasta gigi dan lainnya.

1. Tahap membaca lancar (Independent Reader stage).

Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku.

Anak butuh memiliki banyak kesempatan untuk mendengarkan bahasa percakapan. Kegiatan-kegiatan yang menunjang diantaranya melalui bercerita, menyanyi, aktifitas bermain, berbicara, jalan-jalan di alam. Semua kegiatan ini dilakukan untuk  merangsang anak menceritakan pengalaman-pengalaman menarik mereka. Untuk  meningkatkan minat anak pada buku-buku, hendaknya orang tua dan guru menunjukkan kegemarannya pada buku-buku. Beri kesempatan anak untuk memiliki buku yang akan dipakai untuk bercerita. Sediakan sudut baca/perpustakaan  di rumah. Bangun kegemaran terhadap gambar-gambar ilustrasi yang terdapat pada buku dan mengajak mereka menginterpretasikan.

Di TK Sint Carolus telah diperkenalkan kegiatan  membaca, dengan keyakinan bahwa sebagian besar anak dapat dilatih membaca semenjak usia dini. Waktu terbaik didalam mengajarkan membaca tidak sama antara anak satu dengan yang lain, begitu juga dengan metodenya.

Kegiatan membaca permulaan anak-anak di TK Sint Carolus yaitu:

• Story telling (guru membacakan buku cerita)
• Anak diberi kesempatan untuk bertanya
• Anak membaca buku cerita bergambar baik di dalam kelas maupun di perpustakaan sekolah
• Anak diminta untuk menceritakan kembali cerita yang ada di buku yang dibacanya.

Peran Orang Tua Untuk Meningkatkan Minat Baca Anak

• Sediakan berbagai buku untuk anak di rumah.
• Menumbuhkan minat baca pada anak tentu sangat ditentukan oleh bagaimana orangtua mendidiknya dalam membiasakan diri untuk membaca. Anak akan menjadi terbiasa membaca buku ketika orang tuanya juga memiliki kebiasaan yang sama yaitu membaca buku.
• Orang tua membacakan buku cerita bergambar kepada anak sebelum tidur, selain dapat menumbuhkan minat baca juga dapat menjadikan semakin dekat dengan anak
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya atas cerita yang didengarnya.
• Beri kesempatan kepada anak untuk menceritakan isi cerita dari buku yang dibacanya.