Article Detail

Nilai Kepedulian Pada Anak Usia Dini Merupakan Investasi Bangsa

Setiap tahun Keuskupan Agung Palembang selalu mengadakan suatu gerakan yang melibatkan seluruh warga gereja. Tak ketinggalan juga warga sekolah terlibat dalam kegiatan kemanusiaan ini. Peringatan Hari Pangan Sedunia tidak hanya milik kami sendiri, tetapi milik seluruh bangsa bahkan dunia ini.Dalam rangka memperingati hari pangan sedunia ini, kita mau mengajak anak-anak untuk senantiasa rela untuk menghargai makanan yang dimiliki.

Rasa kepedulian untuk menghargai makanan sebaiknya dan seharusnya ditanamkan pada anak-anak. Namun pembiasaan ini tidaklah mudah dilaksanakan. Pertama yang harus dilakukan adalah memberikan suatu contoh yang dapat ditiru bahkan bisa menjadi suatu kebiasaan dalam keluarga. Misalnya saat makan, biasakan untuk tidak menyisakan makanan/nasi dalam piring dan membuangnya begitu saja. Apabila anak-anak melihat suatu kebiasaan yang dilakukan oleh orangtuanya saat makan membuang makanan, maka anak-anakpun akan melakukan hal yang sama ketika makan.

Berkaitan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia ini, anak-anak TK Sint Carolus ikut serta menyambutnya. Sebelum melaksanakan kegiatan aksi peduli ini, Anak-anak diajak mengamati gambar ataupun film yang berkaitan dengan anak-anak yang terlantar dan kelaparan karena mereka tidak memiliki uang untuk membeli makanan seperti anak-anak yang lain.

Melalui cerita ini, diharapkan anak-anak mulai muncul rasa empati terhadap mereka dan pada kesempatan tersebut anak-anak diberikan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal yang akan atau yang pernah mereka lakukan ketika mereka menemui orang yang berkekurangan dijalan.

Peringatan Hari Pangan Sedunia ini dihayati oleh anak-anak TK Sint Carolus untuk dapat berbagi sedikit dari uang jajannya untuk dibagikan pada mereka yang membutuhkan. Dengan suka cita anak-anak mengumpulkan uang jajan melalui celengan yang diedarkan dikelas masing-masing. Kejujuran anak-anak masih dapat kita lihat yaitu tak satupun dari mereka yang mengurangi uang sumbangan itu dan tak ada keinginan anak-anak untuk menggunakan uang sumbangan itu untuk membeli mainan yang dijual didepan sekolah. (MM Sri Indarwati).
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment